Pengertian
Negara komunisme
Komunisme adalah ideologi politik dan struktur sosial ekonomi yang
mendorong pembentukan masyarakat yang egalitarian, tanpa kelas, dan tanpa
negara berdasarkan kepemilikan dan kontrol yang sama atas faktor produksi dan
harta secara umumnya. Karl Marx menganjurkan komunisme sebagai tingkat akhir
dalam masyarakat manusia, yang bisa dicapai melalui revolusi golongan proletar.
"Komunisme murni" menurut Marx merujuk kepada masyarakat tanpa kelas,
tanpa negara dan bebas penindasan di mana keputusan tentang produksi dan
kebijakan yang dibuat secara demokratis berarti memungkinkan setiap anggota
masyarakat berpartisipasi dalam proses membuat keputusan dari segi ekonomi,
politik dan sosial.
Karl Marx, Pendiri
Komunisme.Sebagai ideologi politik, komunisme dianggap sebagai satu cabang
sosialisme; satu filsafat luas tentang ekonomi dan politik yang dipengaruhi
oleh berbagai gerakan politik dan intelektual dengan aslinya dari hasil kerja
mereka pada Revolusi Industri dan RevolusiPerancis.
Komunisme mencoba untuk memberi satu alternatif kepada masalah dalam ekonomi pasar kapitalisme dan warisan penjajahan dan nasionalisme. Marx menyatakan hanya satu jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini adalah untuk golongan pekerja (proletar), yang menurut Marx adalah produsen utama kekayaan dalam masyarakat yang dieksploitasi oleh kelas kapitalis (borjuis), menolak golongan borjuis ini daripada kelas pemerintah untuk mendirikan masyarakat bebas tanpa pembagian kelas dan kaum.Selain Karl Marx, tokoh penting lain adalah Friedrich Engels. Paham dominan komunisme seperti Leninisme, Stalinisme, maoisme dan Trotskyisme adalah berakar dari Marxisme.
Akan tetapi ada juga paham bukan Marxis dalam komunisme seperti komunisme Kristen. Dalam penggunaan zaman modern, komunisme selalu mengacu kepada Bolshevisme atau Marxisme-Leninisme.Era kegemilangan komunisme adalah antara akhir Perang Dunia II dan tahun 90-an ketika komunis berkuasa di Uni Soviet. Komunisme juga memiliki pandangan bahwa "agama adalah racun yang bisa mengekang pemikiran rakyat".
Menurut Manifesto Komunis, Komunisme terdiri dari sepuluh tiang utama :
Komunisme mencoba untuk memberi satu alternatif kepada masalah dalam ekonomi pasar kapitalisme dan warisan penjajahan dan nasionalisme. Marx menyatakan hanya satu jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini adalah untuk golongan pekerja (proletar), yang menurut Marx adalah produsen utama kekayaan dalam masyarakat yang dieksploitasi oleh kelas kapitalis (borjuis), menolak golongan borjuis ini daripada kelas pemerintah untuk mendirikan masyarakat bebas tanpa pembagian kelas dan kaum.Selain Karl Marx, tokoh penting lain adalah Friedrich Engels. Paham dominan komunisme seperti Leninisme, Stalinisme, maoisme dan Trotskyisme adalah berakar dari Marxisme.
Akan tetapi ada juga paham bukan Marxis dalam komunisme seperti komunisme Kristen. Dalam penggunaan zaman modern, komunisme selalu mengacu kepada Bolshevisme atau Marxisme-Leninisme.Era kegemilangan komunisme adalah antara akhir Perang Dunia II dan tahun 90-an ketika komunis berkuasa di Uni Soviet. Komunisme juga memiliki pandangan bahwa "agama adalah racun yang bisa mengekang pemikiran rakyat".
Menurut Manifesto Komunis, Komunisme terdiri dari sepuluh tiang utama :
- Penghapusan
Hakmilik Swasta.
- Pajak
Penghasilan Progresif yang Berat.
- Penghapusan
Hak Harta Pusaka.
- Perampasan
Hak Kepemilikan Harta.
- Keberadaan Bank Pusat.
- Sistem
Komunikasi dan Transportasi Milik Pemerintah.
- Pabrik
dan Kawasan Pertanian dimiliki Pemerintah.
- Golongan
Pekerja Diatur Pemerintah.
- Perencanaan
Regional dan Perladangan yang Dikorporatkan.
- Pendidikan
di bawah Kontrol Pemerintah.
Negara-negara komunis
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak itu
komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme ini
merupakan paham yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk
beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas
mereka yang berpegang pada agama.
Secara resmi ada 9 negara yang pernah didirikan
berpegang dengan ideologi komunisme yaitu :
- Uni
Soviet (Uni Republik Sosialis Soviet)
- Cina
(Republik Rakyat Cina)
- Cuba
(Republik Cuba)
- Laos
(Republik Demokratik Rakyat Lao)
- Vietnam
(Republik Sosialis Vietnam)
- Korea
Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea)
- Yaman
Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman)
- Myanmar
/ Burma (Republik Sosialis Uni Burma)
- Kamboja
/ Kampuchea (Demokratik Kampuchea)
Namun hanya 5 negara yang tetap memerintah di
bawah komunis yaitu:
- Cina
- Laos
- Vietnam
- Cuba
- Korea
Utara
Ideologi
komunisme diperjuangkan dahulu sudah mulai luntur termakan usia setelah
pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara Cina sendiri, kebijakan
pemerintah Cina terhadap investor (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah
berubah sejak 90-an. Hal ini dapat dilihat dengan kebanjiran pabrik-pabrik di
dalam negeri Cina sendiri.
Meskipun banyak yang menganggap ideologi komunisme sudah lemah menyusul
jatuhnya Uni Republik Soviet pada tahun 1991, namun ideologi itu tetap ada
dalam bentuk sosialisme. Masih ada Partai Komunis di negara-negara lain seperti
di barat yang memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti-kolonial.
Paham komunisme atau idealisme komunisme adalah paham yang merupakan sebagai bentuk
reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan cara berpikir
masyarakat liberal.Berkembangnya paham individualisme liberalisme di barat
berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme, mengakibatkan
penderitaan rakyat.
Komunsime muncul sebenarnya sebagai reaksi
penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Bertolak belakang dengan
individualisme kapitalisme, paham komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran
Karl Marx memandang bahwa hakikat kebabasan dan hak individu itu tidak ada. Paham komunisme dalam memandang
hakikat hubungan Negara dengan agama meletakkan pada pandangan filosofisnya
yaitu materialisme diakletis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan
tertinggi menurut komunsime adalah materi.
·
Lambang
partai Komunisme :
Lambang "sakral" ini membuat sebagian
orang yang melihat merinding melihatnya maupun mendengarnya, teringat
"sejarah" masa lalu yang kelam PKI dipelajaran sekolah waktu duduk di
bangku SD. Puncak-puncaknya pada masa pemerintahan Soeharto.
Lambang
Komunis lainnya:
RED STAR
Bintang merah yang berujung lima adalah lambang
komunisme serta sosialisme yang lebih umum. Yang melambangkan kelima jari
tangan pekerja, serta kelima benua. Bintang berujung lima dimaksudkan untuk
mewakili kelima kelompok sosial yang akan membawa Rusia ke komunisme: kaum
muda, militer, industri , buruh petani, dan cendekiawan.
Bintang merah adalah salah satu lambang, simbol,
dan tanda yang mewakili Uni Soviet di bawah kekuasaan dan bimbingan Partai
Komunis, serta palu dan arit. Juga dipakai sebagai lencana di kamp tawanan
Jerman pada saat itu di bawah Hitler dan WWII (perang dunia 2) untuk menandakan
komunis.
RED FLAG
Bendera merah sering dikombinasi dengan lambang
komunis dan nama partai lain. Bendera dipakai di berbagai komunis dan sosialis
seperti May Day. Bendera juga biasanya dihubungkan dengan sosialisme.
Bendera merah mempunyai banyak arti di sejarah
tetapi terlebih dulu dipakai sebagai sehelai bendera pembangkangan. Bendera
merah mendapat arti politik modernnya di Revolusi Perancis 1871. Sesudah
Revolusi Oktober, pemerintah Uni Soviet mengambil bendera merah dengan palu dan
arit yang dilapiskan keatas sebagai bendera nasionalnya. Karena Revolusi
Oktober, berbagai negara bagian sosialis dan pergerakannya sudah memakai bendera
merah.
·
Sejarah Komunisme di Indonesia
Komunisme di Indonesia
memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh dengan hadirnya
para orang-orang buangan dari Belanda ke Indonesia dan mahasiswa-mahasiswa
jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka (yang terahir masuk
setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran
tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan
pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian
mereka. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api
Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya
berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum
pribumi pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI
Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang, atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI
di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke
dalam SI (Sarekat Islam) menjadikan komunis
sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda
atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi
salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat
di Yogyakarta membuat personel
organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di antara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya Persetujuan
Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan
besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena
komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh
PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan
Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah
Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka
mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk
melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula
pada masa Perang Kemerdekaan
Indonesia yang diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat
itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain,
Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni
komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun. Disana ia dikabarkan
mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini
didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan
mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah
konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan
Indonesia tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali.
Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan
semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi musuh
masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia.
Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di
tingkat bawah dimana tingkat anarkisme banyak terjadi antara tuan
tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan
menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu teori
bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni PKI yang
mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan
isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Munculah
kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya menjadi sebuah
insiden yang sering dinamakan Gerakan 30 September.
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis
andai saja PKI berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi
kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme sebagai
dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan pada tahun 1965 yang lebih
dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini juga membawa
kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang
dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000
sampai 2 juta jiwa manusia dibunuh di Jawadan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan
halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap
kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang
hukuman mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka
tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri
lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh
mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.
·
PARTAI
KOMUNIS INDONESIA (PKI) MASA PERGERAKAN NASIONAL
Terbentuknya PKI tidak terlepas dari
seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Hendricus Josephus Franciscus Marie
Sneevliet. Sneevliet datang ke Indonesia pada tahun 1913 hanya sekedar ingin
mencari pekerjaan, akan tetapi panggilan revolusioner membuatnya tidak
terhindarkan dalam memberikan khotbah akan keyakinan politiknya. Sneevliet
merupakan anggota aktif Sociaal Democratische Arbeiders
Partij(SDAP) di negeri Belanda.
Di Indonesia, Sneevliet bekerja sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan
Soerabajasche Handesblad, sebuah surat kabar milik sindikat
perusahaan-perusahaan gula di Jawa Timur. Tidak berselang lama, ia bekerja
sebagai sekretaris asosiasi dagang di Semarang
(Semarang Handelsvereniging). Kepindahan Sneevliet ke Semarang menjadi
titik balik perjuangan Sneevliet dalam memperjuangkan keyakinan politiknya
karena pada saat itu Semarang telah memiliki organisasi buruh kereta
api,Vereniging van Spoor en Tramsweg Personeel (VSTP).
Sneevliet menanamkan pengaruhnya dalam VSTP, dan menjadi editor koran
VSTP, de Volhading (Keyakinan). Di tengah kesibukannya, Sneevliet
juga mempelajari Bahasa Indonesia dan Jawa dalam rangka menyebarkan
pengaruhnya, yaitu sosialisme. Selanjutnya, Sneevliet mengadakan kontak dengan
orang-orang Belanda yang berhaluan sosialis di Hindia Belanda (Indonesia), dan
pada tahun 1914 bersama J.A. Brandstender, H.W. Dekker, dan P. Bergsma
mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereniging(ISDV) dengan total
anggota 60 orang. Partai ini pada perkembangan selanjutnya akan menjadi
Partai Komunis Indonesia.
Gerak ISDV diperluas melalui media dengan menerbitkan koran Het Vrije
Woord (Suara Kebebasan) yang edisi pertama muncul pada Oktober 1915. Koran
ini memberikan peluang bagi publik untuk menyatakan pandangannya dan menuai
tanggapan yang positif. Selanjutnya, ISDV juga menerbitkanSoeara
Merdika (1917) dan Soeara Ra’jat (1918) dalam bahasa Indonesia.
Gerak ISDV juga berkembang dengan cara melakukan aliansi dengan partai-partai
politik Indonesia. Aliansi pertama dilakukan dengan Insulinde, akan tetapi
aliansi ini tidak membuahkan hasil karena perbedaan tujuan yang tidak
menguntungkan bagi ISDV. Akhirnya, pada konggres 1916, ISDV memutuskan secara
resmi kerjasama politiknya dengan Insulinde.Aliansi kedua adalah dengan
memanfaatkan Sarekat Islam (SI). Caranya adalah dengan sistem keanggotaan
rangkap. Sistem ini menuai kesuksesan besar saat kelompok radikal berbakat SI
masuk ISDV. Mereka dididik dalam semangat sosialis revolusioner.
Pada tahun 1917 Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat
di kalangan anggota SI. Figur pertama yang paling menonjol adalah Semaoen yang
menjadi juru bicara ISDV pada konggres SI tahun 1916. Figur kedua adalah
Darsono, seorang wartawan yang menjadi anggota SI. Figur-figur ini dianggap
memiliki dedikasi dan selanjutnya menjadi penyebar keyakinan di kalangan
masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1917, golongan komunis berhasil melaksanakan revolusi di Rusia.
Peristiwa ini dimanfaatkan Sneevliet untuk menanamkan pengaruhnya secara
lebih luas dengan cara menyusupi semua lapisan masyarakat Indonesia. Melalui
surat kabarnya, Sneevliet secara terbuka juga melontarkan hasutannya untuk
melancarkan pemberontakan. Keadaan inipun kemudian membuat pemerintah Hindia
Belanda mengambil tindakan tegas dengan mengusir tokoh sentra ISDV yaitu
Sneevliet (1918), Brandsteder (1919) dan Baars (1923).
B. Munculnya
Partai Komunis Indonesia
Saat
Sneevliet dan Brandstender diusir dari Hindia Belanda, Semaoen dan Darsono
telah menjadi kader komunis dan menjadi pimpinan ISDV. Pada tanggal 23 Mei
1920, dalam konggres ISDV VII di kantor SI Semarang nama ISDV diubah menjadi
Perserikatan Komunis Hindia Belanda. Susunan pengurus perserikatan tersebut,
Ketua Semaoen, Wakil Ketua Darsono, Sekretaris P. Bergsma, Bendahara, HW
Dekker, dan urusan Keanggotaan Baars. Logo dari partai ini adalah palu dan
clurit. Sedangkan ideologi dari partai ini adalah memperjuangkan kelas kaum
buruh.
Perubahan nama ISDV telah memberikan kesempatan partai ini bergabung dengan
Komunis Internasional (Komintern). Syarat untuk menjadi anggota komintern pun
diterima oleh Perserikatan Komunis Hindia Belanda. Perubahan nama dan
keikutsertaan dalam Komintern telah memicu pertentangan dalam tubuh SI. Fraksi
Komunis yang dipimpin oleh Semaoen dan Tan Malaka, seorang ahli agitasi propaganda
komunis berusaha mengendalikan dan menguasai jalannya konggres, saat dibukanya
konggres Nasional VI SI bulan Oktober 1921 di Surabaya.
Puncak pertentangan antara SI dan Komunis pun menghasilkan keputusan untuk
menghapuskan sistem keanggotaan rangkap yang dipelopori oleh H. Agus Salim.
Sejak saat itu muncullah SI Merah dan SI Putih. Mereka menjadi lawan politik
dan saling membayangi. SI merah mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat dan
menyatakan dirinya sebagai organisasi radikal nasionalis baru yang juga
mengembangkan aktivitasnya dengan membuka cabang di Padang dan Makasar.
Pertumbuhan dan aktivitas Perserikatan Komunis Hindia Belanda pun menjadi lebih
radikal, terutama kelompok pimpinan Alimin dan Muso. Massa yang masuk
dalam perserikatan ini pun menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan
kekhawatiran pemerintah Hindia Belanda yang kemudian mengambil tindakan untuk
memisahkah pemimpinnya dengan massanya. Tindakan pertama dilakukan dengan
mengusir Tan Malaka (1922), Semaoen dan Darsono bersama kaum radikal Belanda
lainnya (1923).
Sepeninggal tokoh-tokoh tersebut terjadi kemerosotan tenaga inti yang mampu
menanamkan ideologi partai dan disiplin sehingga berakibat timbulnya tindakan
sendiri-sendiri berupa aksi-aksi teror tanpa adanya intruksi dari pimpinan.
Akhirnya setelah, pada tahun yang sama Semaoen dan Darsono kembali, mulai
diadakan konsolidasi lagi. Pada bulan Juni 1924, Perserikatan Hindia Belanda
mengadakan konggres di Jakarta dengan mempergunakan nama Partai Komunis Indonesia
(PKI). Partai pertama yang menggunakan nama Indonesia.
Sejak saat itu, PKI berhasil tumbuh menjadi partai politik yang memiliki massa
pengikut yang semakin besar. Sayangnya, PKI belum mampu melakukan kontrol dan
menanamkan disiplin pada massa pengikutnya. Pada bulan Desember 1924 di
Kotagede, Yogyakarta, Sarekat Rakyat dilebur ke dalam PKI.
C.
Pergolakan Rakyat Tahun 1925-1927
PKI yang
menamai diri mereka sebagai gerakan revolusioner mulai mempersiapkan
pemberontakan terhadap pemerintah. Gerakan ini bertujuan untuk merebut
kekuasaan. Cara yang dilakukan dinamakan program proletarisme, yaitu dengan
menggunakan buruh yang bekerja pada instansi-instansi masing-masing.
Pada Juni
1925, Alimin menyerukan agar dilancarkan pemogokan gelombang demi gelombang.
Pusat-pusat pemogokan terletak di jalur kereta api serta pelabuhan. Namun
demikian, seruan itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Melihat
kejadian tersebut pemerintah tidak serta merta membubarkan PKI meskipun tujuan
PKI untuk merebut kekuasaan sudah bukan rahasia lagi.
Selama
1925-1926 gerakan rakyat yang mendukung PKI tersebar di seluruh nusantara,
terutama Jawa dan Sumatera. Di Palembang, gerakan komunis berhasil mengajak
para kepala adat berkat janji bahwa mereka akan dibebaskan dari rodi dan pajak
jika gerakan menang. Di Tapanuli, gerakan komunis terselubung dalam tuntutan
agar didirikan suatu negara Islam di daerah itu. Di Pulau Nias sudah berdiri
cabang partai komunis yang gerakannya demikian rusuh sehingga serdadu harus
didatangkan untuk memadamkannya. Hal yang sama juga terjadi di Sulawesi
Selatan, Maluku, Timor, dan Bali.[
Gerakan
komunis yang paling menonjol terjadi di Banten. Sejak awal 1925 buruh kereta
api (VSTP) sudah memulai rapat-rapat umum di Serang dengan tema-tema yang
berbau religius, kendati para penggerak langsung kebanyakan adalah para jawara.
Tanggal 5-6
Agustus 1925, terjadi pemogokan buruh di Semarang.Keesokan harinya pemerintah
langsung bertindak keras. Hak berserikat dicabut untuk seluruh Semarang
sehingga pemogokan berhenti.
Akhirnya,
pada tanggal 28 November 1925 dan 15 Desember 1925 pemerintah mencabut hak
berserikat bagi PKI, SR dan berbagai serikat buruh pendukungnya. Pencabutan hak
berserikat itu tidak menghalangi para pemimpin PKI untuk melanjutkan
perjuangan. Keputusan Prambanan yang menghasilkan rencana perlawanan bersenjata
kemudian mulai ditanggapi oleh pendukung-pendukung PKI. Anggota inti persiapan
pemberontakan dibagi tiga yaitu prajurit, mata-mata dan propagandis. Gerakan
ini dilakukan dengan rahasia, bahkan Mei 1926 yang biasanya diramaikan oleh PKI
sebagai bulan buruh tidak ada kegiatan apa pun. Pemerintah pun mengira bahwa
PKI sedang sekarat.
Pada rapat
persiapan pemberontakan oleh pimpinan PKI, muncul saran Tan Malaka agar partai
meninjau keputusan Prambanan. Hal tersebut akhirnya membuat perbedaan pendapat
internal PKI antara daerah satu dengan daerah yang lain.Walaupun akhirnya, pada
rapat selanjutnya yaitu akhir Oktober 1926 komite menetapkan bahwa revolusi
akan mulai pada 12 November 1926 malam hari.
Pemberontakan
itu berlangsung sangat kacau karena sulitnya menyampaikan keputusan terakhir
tersebut. Ternyata setiap kelompok perlawanan mempunyai jadwal sendiri-sendiri
untuk bergerak. Faktor lain, ternyata dinas intelijen pemerintah sudah
mengetahui rencana pemberontakan tersebut. Pada 12 Januari 1927
pemberontakan telah berakhir sama sekali. Rakyat bumiputra yang terlibat
ditangkap, diadili dan beberapa ditembak mati, sedangkan para pemimpinnya
dibuang/diasingkan ke daerah terpencil.
Pengertian Liberalisme
Liberalisme
adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme
tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu
masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat
terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola
hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak
masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan
(abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan
(free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang
bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan
Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan
manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.
Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan
suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut
menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat
tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama
mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal
International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui
demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan
politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan
yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan
melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut
paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan
kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua
individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini
mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak
menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan
apa yang harus dilakukan.
Ciri-ciri ideologi
liberalisme
1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang
lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan
intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan
pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan
masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga
rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain
merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila
setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan
dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun..
Ideologi Liberalisme Terbentuk
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai
pemikiran para The Founding
Father Amerika seperti George Wythe, Patrick
Henry, Benjamin Franklin, ataupun
Thomas Jefferson
Negara yang menganut Ideologi Liberalisme
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut
ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay,
Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut
oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika,
Puerto Rico dan Suriname.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut
Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
IDEOLOGI
SOSIALISME
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap
revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian
pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih
didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis
berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai
dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan
nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu
ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem
ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam
bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut
Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para
pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre
Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan
dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir
semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang
dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara
kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan
cara demokratis.
Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme
Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme C.H.
Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet
(1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882).
Negara yang menganut Ideologi Sosialisme
Negraa yang menganut Ideologi Sosialisme adalah
Negara-negara di Eropa Barat.
Negara-negara yang menganut paham liberal :
Di Benua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili,
Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama,
Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme
juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada,
Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Di Eropa diantaranya adalah Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria,
Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis,
Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia,
Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia
Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan
United Kingdom. Negara penganut paham liberal lainnya adalah Andorra,
Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San
Marino.
Di Asia antara lain adalah India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan,
Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Saat ini banyak negara-negara di Asia
yang mulai berpaham liberal, antara lain adalah Myanmar, Kamboja, Hong Kong,
Malaysia dan Singapura.
Di kepulauan Oceania adalah Australia dan Selandia Baru.
Di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di
Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah
dipahami oleh negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte
D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik,
Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
ada sumbernya kah?
BalasHapus