PEMBAHASAN
1.
Pengertian Obat
Obat adalah panduan bahan-bahan dalam dosis atau
takaran yang layak digunakan untuk menentukan diagnosanya, pencegah,
mengurangi, menghilangkan, dan mengobati penyakit.
2.
Manfaat Obat
Manfaat
obat antara lain adalah :
·
Menyembuhkan
penyakit
·
Menjaga badan
agare tidak terkena penularan penyakit
·
Menjaga badan
agar tidak sehat
·
Menjaga badan
agar tetap sehat
3.
Sejarah
Perkembangan Obat
Pada jaman dahulu orang banyak menggunakan obat
tradisional terutama dari tumbuh – tumbuhan untuk mengobati berbagai penyakit.
Seperti diIndonesia orang menyebutnya dengan jamu. Pada masa Galenus tokoh
yunani muncul ilmu yang disebut Galenica yang berasal dari namaya sendiri yaitu
ilmu yang mempelajari cara pengambian sari pati tumbuhan obat dikenal dengan
sediaan infus,tingtur dan ekstrak.Pada tahun 1240 Kaisar Federick II memisahkan
antara kedokteran dan Farmasi Karena sebelum tahun 1240 ilmu kedokteran
digabungkan dengan Ilmu farmasi. Obat nabati merupakan obat yang berasal dari
tanaman yang aktivitas dan efeknya berbeda – beda contoh obat yang diisolasi
dari obat nabati,seperti :
- Efedrin : Ephedra vulgaris
- Atropin : Atropa belladona
- Morfin : Papaver somnifera
- Digoksin : Digitalis lanata
1)
Efedrin sympathomimetic amine yang
umumnya dipakai sebagai stimulan, penekan nafsu makan, obat pembantu
berkonsentrasi, pereda hidung tersumbat dan untuk merawat hypotensi yang
berhubungan dengan anaesthesia. Efedrina mempunyai struktur yang sama dengan
turunan sintetis Amphetamine dan Methamphetamine. Secara kimia, senyawa ini
adalah alkaloid yang diturunkan dari berbagai tumbuhan bergenus Ephedra
(keluarga Ephedraceae). Bahan ini secara umum dipasarkan dalam bentuk hidroclorida
dan sulfat.
2)
Atropin adalah Sebuah alkaloid yang
berasal dari Belladonna dan tanaman terkait (Atropa belladonna) yang memblok
beberapa fungsi kolinergik atau simpatik. Ini telah digunakan untuk
menghentikan diare dan kram masih ditemukan dalam beberapa obat OTC dingin,
karena itu mengeringkan sekresi. Penggunaan medis utama saat ini di tetes mata
digunakan untuk melebarkan pupil.
3)
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan
agen aktif utama yang ditemukan pada opium.
Morfina bekerja langsung pada sistem
saraf pusat
untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan
penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk,
dan meyebabkan konstipasi. Morfina menimbulkan
ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan
morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi
buruk.
4)
Glkosida jantung
adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang
kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin. Keduanya bekerja sebagai
inotropik positif pada gagal jantung.
Efek
Samping :
Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakitkepala.
Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blokAV.
Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung
dan halusinasi visual. Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus.
Ginekomastia, ruam kulit makulopopularatau reaksikulit yang lain
Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakitkepala.
Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blokAV.
Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung
dan halusinasi visual. Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus.
Ginekomastia, ruam kulit makulopopularatau reaksikulit yang lain
Pada
permulaan abad XX mulailah dibuat obat-obat sintetis, misalnya asetosal,
disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru
tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid
(1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan
kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi
penyelidikan yang sistematis dari obat-obat baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno ditinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno ditinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
4.
MACAM-MACAM OBAT DAN TUJUANNYA
a.
Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b.
Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
c.
Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
·
Tablet Kempa : paling
banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
·
Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan
rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
·
Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk
kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
·
Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah
larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi
hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
·
Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat
(tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
·
Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di
antara pipi dan gusi.
·
Tablet Efervescen : tablet larut dalam air.
Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket
tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
·
Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan
rasa pahit, atau tidak enak.
d.
Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
e. Kapsulae
(Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
·
Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
·
Menghindari kontak langsung dengan udara dan
sinar matahari
·
Lebih enak dipandang
·
Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur
secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul
lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul
yang lebih besar.
·
Mudah ditelan.
f. Solutiones
(Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
g. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
h. Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
i.
Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
j.
Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
k. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
l.
Immunosera (Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
m. Unguenta
(Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
n. Suppositoria
-Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina -atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
-Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina -atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
-Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi
serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
-Penggunaan sistemik >> aminofilin dan
teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk
sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
o. Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
·
Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi
serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
·
Penggunaan sistemik >> aminofilin dan
teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk
sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
p. Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut. |
5.Cara bekerja obat
·
Sebagai pengganti
piryka (penurun panas), contoh obatnya adalah Parasetamol, Aspirin.
·
Sebagai anti analgetika (membunuh penyakit), contoh obatnya
adalah kalpanak obat mengilangkan panu, dll.
·
Sebagai bakteri cida ( mengurangi rasa sakit ), contoh
obatnya adalah mensana.
·
Sebagai ostatich (menekan pertumbuhan bakteri)
·
Mengendorkan otot-otot
·
Sebagai penenang
6. Bahaya Obat
o
Tejadi komulasi ( timbunan R) didalam
tubuh yang tidak digunakan, sehingga menggangu dan merusak alat-alat tubuh
o
Resisten basil menjadi kebal terhadap
obat, sehingga penyakit menjadi kronis dan sukar di sembuhkan, kemungkinan ini
terjadi apabila obat di gunakan / di minum dengan aturan tidak tetap.
o
Adikasi orang terhadap biasa, sehingga
terjadi gangguan mental jiwa.
o
Timbul penyakit baru karena side effect
dari obat yang di minum, obat sampingan memberi/mengakibatkan pengaruh buruk
atau merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar